Budaya dan karya seni Indonesia memang patut di acungi jempol, kita harus melestarikan budaya Indonesia. Karena karya seni dan budaya Indonesia memang kualitas dunia, terbukti pada bulan februari lalu, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan karya sastra asli Bugis- Sulawesi Selatan , I Lagaligo, Karya Sastra Jawa, Babad Diponegoro dan Mak Yong dari Riau sebagai Memory Of the World (MOW) atau warisan budaya dunia.
gambar : I la galilo
Budayawan Bugis, Mukhlis Paeni mengatakan, penghargaan MOW dari United Nation atau Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya dunia tersebut, akan diumumkan dan diserahkan pada Mei mendatang di markas besar UNESCO di Paris, Perancis.
Selain I La Galigo, kata Mukhlis, karya sastra nusantara lainnya yang juga dipastikan akan mendapat penghargaan adalah Babad Diponegoro dari Jawa dan seni teater Mak Yong dari Provinsi Kepulauan Riau. Ketiga karya sastra tersebut telah diregister oleh UNESCO. “Saya tidak hafal nomor registernya. Yang jelas, ketiganya dipastikan akan mendapatkan MOW, “katanya..
gambar : Keris bali
Penghargaan yang sama juga telah diberikan untuk batik, keris, dan baru-baru ini angklung. Dengan penghargaan MOW, lanjut Mukhlis, dunia telah mengakui adanya peradaban besar yang lahir dari Indonesia.
I La Galigo sebuah epos terpanjang di dunia. Epos ini mengalahkan epos serupa dari India, Mahabarata. Mencapai 2851 halaman. Lestari sebagai budaya lisan ini, manuskripnya tersebar di 3 tempat yaitu di Sulawesi Selatan, Malaysia dan di perpustakaan Leiden Belanda. Epos ini menceritakan Awal mula kerajaan bumi, Kisah Dewa-Dewi yang berasal dari kerajaan langit dan kerajaan bawah air, Kisah Percintaan Abadi, serta semua kearifan lokal yang terkandung dalam kebudayaan Bugis klasik.
Babad Diponegoro adalah otobiografi Pangeran Diponegoro.Berisikisah perjalanan dan perjuangan Pangeran Diponegoro sampai pembuangannya di Manado. Babad Diponegoro adalah fakta sejarah yang diprosakan oleh Pangeran Diponegoro, kemudian ditulis kembali oleh seorang ghost writer.
Makyong dari Riau adalah bentuk teater berlakon peninggalan kebudayaan Melayu. Makyong memperlihatkan unsur ritual dan menggabungkan unsur-unsur cerita, tari, nyanyi, dan musik dalam pementasannya.
di edit dari : kabari news
gambar : I la galilo
Budayawan Bugis, Mukhlis Paeni mengatakan, penghargaan MOW dari United Nation atau Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya dunia tersebut, akan diumumkan dan diserahkan pada Mei mendatang di markas besar UNESCO di Paris, Perancis.
Selain I La Galigo, kata Mukhlis, karya sastra nusantara lainnya yang juga dipastikan akan mendapat penghargaan adalah Babad Diponegoro dari Jawa dan seni teater Mak Yong dari Provinsi Kepulauan Riau. Ketiga karya sastra tersebut telah diregister oleh UNESCO. “Saya tidak hafal nomor registernya. Yang jelas, ketiganya dipastikan akan mendapatkan MOW, “katanya..
gambar : Keris bali
Penghargaan yang sama juga telah diberikan untuk batik, keris, dan baru-baru ini angklung. Dengan penghargaan MOW, lanjut Mukhlis, dunia telah mengakui adanya peradaban besar yang lahir dari Indonesia.
I La Galigo sebuah epos terpanjang di dunia. Epos ini mengalahkan epos serupa dari India, Mahabarata. Mencapai 2851 halaman. Lestari sebagai budaya lisan ini, manuskripnya tersebar di 3 tempat yaitu di Sulawesi Selatan, Malaysia dan di perpustakaan Leiden Belanda. Epos ini menceritakan Awal mula kerajaan bumi, Kisah Dewa-Dewi yang berasal dari kerajaan langit dan kerajaan bawah air, Kisah Percintaan Abadi, serta semua kearifan lokal yang terkandung dalam kebudayaan Bugis klasik.
Babad Diponegoro adalah otobiografi Pangeran Diponegoro.Berisikisah perjalanan dan perjuangan Pangeran Diponegoro sampai pembuangannya di Manado. Babad Diponegoro adalah fakta sejarah yang diprosakan oleh Pangeran Diponegoro, kemudian ditulis kembali oleh seorang ghost writer.
Makyong dari Riau adalah bentuk teater berlakon peninggalan kebudayaan Melayu. Makyong memperlihatkan unsur ritual dan menggabungkan unsur-unsur cerita, tari, nyanyi, dan musik dalam pementasannya.
di edit dari : kabari news
No comments:
Post a Comment